Pasti ada satu waktu dalam satu hari kita mengeluh, entah tentang cuaca, tugas numpuk, makanan gak enak, pelayanan umum buruk, dll. Jengkel banget kan rasanya? hihi. Pengen semua hal berjalan mulus, gak berantakan. Tapi memang keadaan yang gak mendukung :)
Ada satu cerita, sepasang kakek-nenek yang sudah hidup berumah tangga begitu lamanya. Saat mereka ditanya apa resep mereka selalu terlihat bahagia, mereka menjawab bahwa mereka menerapkan Hari Tanpa Keluhan. Entah mereka sedang mengalami sesuatu yang tak diinginkan seperti contoh di atas, mereka tidak boleh mengeluh satu sama lain. Mereka menerima keadaan tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang positif. Pernah istrinya memasak telur yang rasanya asin lebih dari biasanya dan istrinya tertawa atas kecerobohannya, kakek hanya berkata "tidak apa-apa, kita bisa tertawa begini karena sepotong telur. masakan lagi untuk ku dengan sedikit garam". As simple as that. :)
Ada satu cerita, sepasang kakek-nenek yang sudah hidup berumah tangga begitu lamanya. Saat mereka ditanya apa resep mereka selalu terlihat bahagia, mereka menjawab bahwa mereka menerapkan Hari Tanpa Keluhan. Entah mereka sedang mengalami sesuatu yang tak diinginkan seperti contoh di atas, mereka tidak boleh mengeluh satu sama lain. Mereka menerima keadaan tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang positif. Pernah istrinya memasak telur yang rasanya asin lebih dari biasanya dan istrinya tertawa atas kecerobohannya, kakek hanya berkata "tidak apa-apa, kita bisa tertawa begini karena sepotong telur. masakan lagi untuk ku dengan sedikit garam". As simple as that. :)
Cerita lain juga datang dari 3 orang bernama, sebut saja Mimi, Dina dan Siti... Mimi adalah anak kuliahan, Dina masih sekolah SMK dan Siti sedang berencana masuk kuliah dan mereka sama-sama berasal dari keluarga ekonomi menengah. Mereka memiliki kelainan yang tidak semua orang punya, iya kelainan tulang yang unik. Mereka punya semangat di atas rata-rata dan mampu menunjukan kepada dunia bahwa kelainan mereka itu tidak untuk ditangisi. Otot kawat-tulang besi ala Gatot Kaca :)
Cerita #1 Mimi. Anak kuliahan yang punya ambisi setinggi langit, ingin menjadi nomer satu. Mimi udah punya b**ce untuk membantu kelainan tulangnya. Senang sudah pasti dong! b**ce itu seperti oase di kehidupan Mimi... berharga. B**race itu gak pernah dipakai lagi hanya karena dia pengen b**ce merk Diamond Gold yang jauh lebih mahal dari Berlian. Merengek-rengek dan mengeluh pada orang tuanya, orang tuanya menolak untuk membeli merk tsb karena gak sanggup, tapi Mimi gak mau tau. Mimi menyebarluaskan berita bahwa orang tuanya pelit. :(
Cerita #2 Dina. Murid SMK yang datar-datar saja, kalo senang tidak meletup-letup... kalo sedih gak bikin banjir air mata. Entah ada apa dengan hari itu, bendungannya jebol!. Dia merasa gak bisa apa-apa tanpa biaya dari orang tuanya, iya dia harus pake b**ce yang harganya mahal (bisa beli 1 motor) sedangkan orang tuanya belum mampu. Dia punya keterampilan membuat kerajinan flanel, kami berdiskusi dan akhirnya dia mau menjual hasil kerajinannya untuk membantu orang tuanya dalam biaya renang sambil menunggu b**ce. Gak ada keluhan lain yang muncul lagi :) She accepted it.
Cerita #3 Siti. Dia termasuk unik, benteng pertahanannya sangat kuat. Dia berbagi cerita, cerita yang sama sampai pada titiknya hanya ada dua pilihan "mati di tempat atau bergerak". Segala masalah dia kaitkan dengan orang tuanya yang belum mampu membelikan b**ce dan biaya renang. Walau dia memilih bergerak tetap saja terselip keluhan. She couldn't move softly.
Tau kan sumber masalah dari cerita di atas? Yup, orang tua. Mereka dengan mudahnya selalu bilang orang tua ku kan gini, orang tua ku kan gitu, mereka gak paham diri ku, gak paham kondisi ku... *elus dada dulu pemirsa. Pernah gak sih kita membayangkan ada dalam posisi orang tua yang tiap hari banting tulang kerja buat makan dan kebutuhan sehari-hari, tapi kita dengan mudahnya menyalahkan orang tua kalian. Kita bisa makan aja benar-benar bikin mereka senang dan lega.
Itulah kenapa cara pandang ku berubah terhadap mereka, gak ada lagi otot kawat-tulang besi ala Gatot Kaca.
Kalau kalian punya kelainan fisik seperti Mimi, Dina dan Siti, tunjukan kepada mereka... orang-orang di luar sana bahwa kalian bisa mandiri dan orang tua kalian adalah supporter terbaik kalian dengan segala kekurangan dan kelebihan. Dina aja mampu menunjukan sikap dan perubahan positif kok :). Kalau kalian mulai mengeluh dan mengaitkannya dengan orang tua, ingat aja ini "mereka ada untuk aku, bekerja untuk aku... berhenti mengeluh dan bergerak". Orang lain akan lebih tertarik kalau kita itu terlihat happy dan energik loh... yakin deh :)
Berhenti mengeluh terhadap hal yang sebenarnya bisa kita tangani dengan tangan kita sendiri walaupun itu hal yang sederhana. Selain itu, kalo kita merasa gak berguna dan orang tua gak paham dengan kita, coba cari cara lain agar sama-sama tau kondisi kita. Kebayang gak wajah orang tua kita kalo dengar dan tau keluhan-keluhan kita dikaitkan ama mereka? pedih iya, nangis batin iya. Jangan sampai kita terlihat meminta-minta belas kasihan orang lain dari cerita kita yang tiap hari mengeluh dengan keadaan. Orang lain bakal gak tertarik :)
Yuk benahi diri kita, terapkan No Complaint Day... kurangi keluhan yang gak perlu, nikmati apa yang terjadi saat ini dengan sikap dan pikiran yang positif. Memilih untuk positif kenapa gak? :)
Your complaint is more complicated than positive thought, hehe :)
Happy cutie lux!
No comments:
Post a Comment