Sunday, March 22, 2015

appreciate what you have!

Waktu kecil pernah punya impian... pengen punya rumah seluas lapangan sepak bola, dengan desain interior dan eksterior seperti istana putri, dilengkapi dengan kolam renang dan gak ketinggalan asisten rumah tangga, haha. Sepertinya itu efek nonton sinetron :D

Memang aku gak punya rumah seperti itu tapi rumah yang nyaman... home sweet home... rumahku istanaku. Bertahun-tahun gak punya rumah pribadi (rumah keluarga sendiri) karena bapak bertugas pindah-pindah daerah dan belum mampu untuk memiliki rumah pribadi, akhirnya terwujud di tahun 2010.

Dulu pernah punya di kawasan ekonomi menengah, ya memang banyak yang mencibir karena rumah ku itu rumah kecil dan seadanya. Terpaksa kami jual untuk kebutuhan yang lebih penting, perabotan juga habis untuk mendanai kakak yang waktu itu mengalami patah tulang dan butuh dana untuk operasi. Bersyukurnya hasil penjualan rumah dan perabotan kami bisa menutupi itu semua. Iya, kami pernah mengalami rasanya gak punya apa-apa... kami cuma punya baju, uang secukupnya dan peralatan dapur seadanya. Pengalaman yang gak bisa aku lupakan tentang rumah itu adalah rumah ku pernah kebakaran, kebakaran kecil karena penggunaan kompor spirtus dalam rumah (jangan ditiru ya teman-teman), belajar bahasa inggris untuk pertama kali dan Bapak sebagai gurunya, dan aku dibuatkan kamar sendiri oleh Bapak dilahan belakang rumah menggunakan triplek dan seng. Kalo panas, kepanasan karena menggunakan seng... kalo hujan memang berisik dan gak bisa tidur. Sampai sekarang masih terbayang gimana rasanya dulu punya kamar sendiri yang seadanya :')

Pindah ke Bandung, ada rumah dinas Bapak. Lagi-lagi minta dibuatkan kolam renang... ada apa ya dengan kolam renang sampai-sampai aku bisa kayak orang ngidam kayak gitu. Tempatnya nyaman, bangunannya klasik, kokoh dan udaranya dingin. Betah juga di lingkungan yang baru. Bertahun-tahun tinggal di situ walaupun pindah bangungan tetap di satu lingkungan yang sama. Gak ada perubahan sama sekali dan aku merasakan syukur yang luar biasa pernah tinggal dan menjadi bagian dari Bandung.

Dua semester akhir perkuliahan sekitar tahun 2010 tepatnya Lebaran 2010, kami punya rumah tipe 21 dan gak terasa perabotan serta alat rumah tangga yang kami kumpulkan saat di Bandung berjubel di rumah baru kami yang kecil. Gak nyangka loh barang kami bisa sebanyak itu, haha. Gak ada permintaan untuk dibuatkan kolam renang lagi, hihi. Aku senang dengan rumah idaman kami ini, mewah... mepet sawah, udaranya sejuk, dikelilingi Gunung Ungaran, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dan gak kalah eksotisnya adalah pemandangannya yang bagus :) i'm blessed

Banyak orang yang masih mengeluh karena rumah yang kurang luas, kamar yang kurang banyak, kendaraan dengan nilai fantastis, baju bermerk, tas bermerk dan hal mewah lain yang kurang terpenuhi. Ada juga yang sudah terpenuhi secara sederhana tapi masih saja mengeluh dengan keadaannya... masih baik jika dia berusaha untuk menjadikan keadaannya lebih baik, kalo gak? :(

Coba deh lihat orang lain yang masih susah mendapatkan lahan pribadi, membangun tempat tinggal di area pemakaman, tinggal di tempat yang kurang layak bahkan di kolong jembatan dan tinggal tanpa sanak-saudara. Masih kita mengeluh dengan apa yang kita miliki sekarang ini?. Mereka yang tidak memiliki apa-apa adalah Guru kita untuk belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang ini :)






Guru ku adalah masa lalu ku saat aku tinggal di rumah pertama ku dan melewati masa suram ku bersama keluarga saat kami hidup seadanya. Tanpa rasa bersyukur dan mengalami banyak hal suram di masa lalu, gak mungkin aku masih di sini tidur nyenyak, menikmati makanan dan tinggal di tempat yang nyaman... pasti aku menjadi orang yang gelisah setiap waktu agar segalanya terpenuhi sesuai dengan keinginan ku bukan kebutuhan ku :)

Yuk belajar menghargai dan mensyukuri apa yang kalian punya mulai hari ini :)



sunday sunday
.Asalia.






Saturday, March 21, 2015

... Positive ...


Setiap orang pasti punya yang namanya sisi positif dan negatif termasuk aku, hihi.
Pribadi kita sendiri pun bisa terbentuk karena pengaruh sosial atau lingkungan kita berada.

Semakin banyak yang memandang, berpikiran dan berkomunikasi negatif terhadap ku... aku semakin banyak belajar bagaimana aktifnya sikap dan batin di sekitar ku. Memang yang positif sekali pun pasti ada sisi negatifnya, aku lebih memilih mana nih sisi lebih besar.
Apakah dia mendukung mu? membuat kamu senang? membuatmu nyaman? atau ada hal positif lainnya?
Apakah dia membuatmu sakit hati? membuatmu kesulitan? atau ada hal neatif lainnya?

Aku bersyukur bahwa orang-orang di sekeliling ku terutama keluarga memiliki sisi positif yang lebih besar... aku suka. Bergaul dengan mereka membuat ku lebih kreatif, aktif dan positif. Kenapa aku bisa begitu? karena aku lebih memilih untuk bergaul dengan mereka dan aku mengalami banyak perubahan.

Aku sadar kalo aku suka fashion tapi gak pandai menjahit, mau belajar kayak gimana pun selalu gagal. Walaupun sudah ada yang mau mengajari aku menjahit, tetep aja gak bisa. Bergabung dalam forum penjahit terkenal juga. Sepertinya jari ku ini gak mau diajak kerjasama, hihi. Jadi aku tinggalkan jahit-menjahit dan mulai menggali potensi ku di bidang lain. Tapi mereka yang ada di forum tetap mendukung dan membantu jika aku ingin bertanya sesuatu tentang fashion atau hal-hal lain yang berhubungan dengan jahit-menjahit.

Aku menemukan potensi ku di bidang lain, cake cenderung ke brownies. Udah sekitar 2 tahun ini aku buat brownies dan menjual brownies. Aku suka bikin kue dan aku (bisa dibilang) mampu dalam dunia kue, hihi. Itulah passion ku dalam dunia kue dan aku punya banyak mimpi dan ide dalam bidang ini. Selama ini aku sekedar cerita ringan dengan beberapa teman dan dosen ku dulu, mereka benar-benar mendukung usaha ku ini... dosen ku gak segan-segan kasih ide menarik untuk dagangan ku itu. Senangnyaaaa!

Dukungan gak hanya datang dari mereka, bahkan dari seorang teman di sebuah grup yang aku ikuti di media sosial (grup sejarah... yup! gak ada sangkut pautnya dengan kue) pun ikut mendukung. Berawal dari obrolan ringan, aku bisa mendapatkan masukan-masukan positif dari beliau.

Dengan dukungan mereka, aku jadi semakin mantap dalam berbisnis kue terutama brownies dan aku memang merasakan perubahan diriku yang semakin aktif dan positif. Kreatifitasku ini aku asah dengan banyak membaca sumber (buku, internet, blog, dll) dan ide-ide itu bisa muncul dengan sendirinya.

Jadi bertemanlah atau menjalin hubungan positif dengan banyak orang (yang positif juga) pasti akan membangkitkan passion dan kreatifitas kita terhadap sesuatu yang kita senangi. Jika ada yang negatif 'berteman' baiklah dengannya, tambahkan formula positif untuk diri kita dan tularkan sifat positif itu padanya.




learn to be positive person


kiss kiss

Wednesday, March 4, 2015

Early B'day Gift


Cukup bikin ribet bulan Maret ini, menunda beli suatu barang yang aku pengenin sejak dulu sebagai hadiah ulang tahun untuk diri sendiri, tapi tergantikan dengan sesuatu yang lebih keren :) sederhana tapi keren :)





Tas yang udah lama aku pengenin dari model, ukuran dan harga... ternyata ada juga :). Setelah tas, kemarin sore dikejutkan dengan koran yang dibawa Bapak. Bapak buka halaman koran yang ada fotonya, yup! foto dan artikel setengah halaman yang memuat tentang event komunitas sejarah Semarang yang aku ikuti, ada aku di sana walau gak keliatan... cukup topinya aja. Yeay! I'm in newspaper for the first time! So proud!





Benar kan kata pepatah "mati satu tumbuh seribu", hihi. Semua di luar dugaan, kemarin aku benar-benar terlalu 'hanyut' dengan barang impian... 100% pengen tapi dana gak mencukupi. Aku putuskan untuk gak beli dan aku tabung lagi agar bisa membeli hadiah lain yang punya kenangannya sendiri dalam jangka waktu lama. Dan di atas itu hasilnya dari keputusan dan keyakinan ku, hadiah yang murah meriah tapi efeknya bener-bener bikin HAPPY :)

Dari hadiah-hadiah ini, aku dapet hal yang penting bahwa jangan memaksakan sesuatu apalagi kita belm mampu untuk itu, boleh mengusahakan tapi jangan memaksa... semampunya :)

Oya, untuk pengalaman Telusur Jejak Trem akan aku bahas di post selanjutnya ya ;)



Kiss kiss







No Complaint Day

Pasti ada satu waktu dalam satu hari kita mengeluh, entah tentang cuaca, tugas numpuk, makanan gak enak, pelayanan umum buruk, dll. Jengkel banget kan rasanya? hihi. Pengen semua hal berjalan mulus, gak berantakan. Tapi memang keadaan yang gak mendukung :)

Ada satu cerita, sepasang kakek-nenek yang sudah hidup berumah tangga begitu lamanya. Saat mereka ditanya apa resep mereka selalu terlihat bahagia, mereka menjawab bahwa mereka menerapkan Hari Tanpa Keluhan. Entah mereka sedang mengalami sesuatu yang tak diinginkan seperti contoh di atas, mereka tidak boleh mengeluh satu sama lain. Mereka menerima keadaan tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang positif. Pernah istrinya memasak telur yang rasanya asin lebih dari biasanya dan istrinya tertawa atas kecerobohannya, kakek hanya berkata "tidak apa-apa, kita bisa tertawa begini karena sepotong telur. masakan lagi untuk ku dengan sedikit garam". As simple as that. :)

Cerita lain juga datang dari 3 orang bernama, sebut saja Mimi, Dina dan Siti... Mimi adalah anak kuliahan, Dina masih sekolah SMK dan Siti sedang berencana masuk kuliah dan mereka sama-sama berasal dari keluarga ekonomi menengah. Mereka memiliki kelainan yang tidak semua orang punya, iya kelainan tulang yang unik. Mereka punya semangat di atas rata-rata dan mampu menunjukan kepada dunia bahwa kelainan mereka itu tidak untuk ditangisi. Otot kawat-tulang besi ala Gatot Kaca :)

Cerita #1 Mimi. Anak kuliahan yang punya ambisi setinggi langit, ingin menjadi nomer satu. Mimi udah punya b**ce untuk membantu kelainan tulangnya. Senang sudah pasti dong! b**ce itu seperti oase di kehidupan Mimi... berharga. B**race itu gak pernah dipakai lagi hanya karena dia pengen b**ce merk Diamond Gold yang jauh lebih mahal dari Berlian. Merengek-rengek dan mengeluh pada orang tuanya, orang tuanya menolak untuk membeli merk tsb karena gak sanggup, tapi Mimi gak mau tau. Mimi menyebarluaskan berita bahwa orang tuanya pelit. :(

Cerita #2 Dina. Murid SMK yang datar-datar saja, kalo senang tidak meletup-letup... kalo sedih gak bikin banjir air mata. Entah ada apa dengan hari itu, bendungannya jebol!. Dia merasa gak bisa apa-apa tanpa biaya dari orang tuanya, iya dia harus pake b**ce yang harganya mahal (bisa beli 1 motor) sedangkan orang tuanya belum mampu. Dia punya keterampilan membuat kerajinan flanel, kami berdiskusi dan akhirnya dia mau menjual hasil kerajinannya untuk membantu orang tuanya dalam biaya renang sambil menunggu b**ce. Gak ada keluhan lain yang muncul lagi :) She accepted it.

Cerita #3 Siti. Dia termasuk unik, benteng pertahanannya sangat kuat. Dia berbagi cerita, cerita yang sama sampai pada titiknya hanya ada dua pilihan "mati di tempat atau bergerak". Segala masalah dia kaitkan dengan orang tuanya yang belum mampu membelikan b**ce dan biaya renang. Walau dia memilih bergerak tetap saja terselip keluhan. She couldn't move softly.

Tau kan sumber masalah dari cerita di atas? Yup, orang tua. Mereka dengan mudahnya selalu bilang orang tua ku kan gini, orang tua ku kan gitu, mereka gak paham diri ku, gak paham kondisi ku... *elus dada dulu pemirsa.  Pernah gak sih kita membayangkan ada dalam posisi orang tua yang tiap hari banting tulang kerja buat makan dan kebutuhan sehari-hari, tapi kita dengan mudahnya menyalahkan orang tua kalian. Kita bisa makan aja benar-benar bikin mereka senang dan lega.

Itulah kenapa cara pandang ku berubah terhadap mereka, gak ada lagi otot kawat-tulang besi ala Gatot Kaca.

Kalau kalian punya kelainan fisik seperti Mimi, Dina dan Siti, tunjukan kepada mereka... orang-orang di luar sana bahwa kalian bisa mandiri dan orang tua kalian adalah supporter terbaik kalian dengan segala kekurangan dan kelebihan. Dina aja mampu menunjukan sikap dan perubahan positif kok :). Kalau kalian mulai mengeluh dan mengaitkannya dengan orang tua, ingat aja ini "mereka ada untuk aku, bekerja untuk aku... berhenti mengeluh dan bergerak". Orang lain akan lebih tertarik kalau kita itu terlihat happy dan energik loh... yakin deh :)

Berhenti mengeluh terhadap hal yang sebenarnya bisa kita tangani dengan tangan kita sendiri walaupun itu hal yang sederhana. Selain itu, kalo kita merasa gak berguna dan orang tua gak paham dengan kita, coba cari cara lain agar sama-sama tau kondisi kita. Kebayang gak wajah orang tua kita kalo dengar dan tau keluhan-keluhan kita dikaitkan ama mereka? pedih iya, nangis batin iya. Jangan sampai kita terlihat meminta-minta belas kasihan orang lain dari cerita kita yang tiap hari mengeluh dengan keadaan. Orang lain bakal gak tertarik :)

Yuk benahi diri kita, terapkan No Complaint Day... kurangi keluhan yang gak perlu, nikmati apa yang terjadi saat ini dengan sikap dan pikiran yang positif. Memilih untuk positif kenapa gak? :)


Your complaint is more complicated than positive thought, hehe :)


Happy cutie lux!